Senin, 30 November 2009

Makna Membat dan Bersih Angkatan Perkutut



Membat, dalam konteks suara, irama atau nada, setara dengan mendayu-dayu atau elastis. Suara angkatan perkutut juga begitu. Kriteria suara angkatan perkutut, selain harus panjang seperti yang sudah dikupas, harus membat dan bersih.

Atau, jika dicermati (bhs Jawa: dimat), terdengar mendayu-dayu, terdengar elastis, lembut dan menyentuh frasa romantisme. Meminjam apresiasi puisi barangkali kata membat yang terkandung dalam angkatan perkutut adalah ritmis.

“Kalau digambar dengan garis, seperti setengah parabola tapi cekungannya agak dangkal,” ujar M. Yadi, juri perkutut dari Yogyakarta, Kamis (26/11). Diakui, sulit memang untuk menentukan kriteria membat dalam angkatan perkutut. Sebab, ini berhubungan erat dengan rasa. Terlebih bagi pemula.

Dampaknya, seringkali terjadi salah pilih. Sebab, ada suara angkatan perkutut yang sepintas terdengar membat, tapi jika dicermati sebenarnya masuk dalam kriteria “nelek” (gemetar seperti membrane tersentuh angin).

Jalan terbaik, saran M Yadi, serahkan pada ahlinya. Artinya, jika pemula belum paham benar membedakan suara angkatan perkutut, ada baiknya minta tolong didampingi pakar, jika ingin mandapatkan perkutut unggulan.

Pasalnya, suara angkatan perkutut sangat berpengaruh pada nilai irama dan dasar suara. Banyak perkutut unggulan yang tidak mampu berbicara di konkurs, lantaran suara angkatannya hancur. Padahal, nilai suara tengah (ketek), ujung (tengkung), irama dan dasar suaranya bagus.”Kalau terjadi begini kan ngeman (sayang,red),” lanjut M Yadi.

Pengamatan di lapangan, Misteri Bahari (nama burung jawara milik John Suwandi Cirebon), mampu bertahan di urutan teratas LPI (Liga Perkutut Indonesia) dalam empat tahun berturut-turut di paro tahun 90-an lantaran memiliki suara angkatan sumpurna. Yakni, selain panjang, suara angkatan Misteri Bahari juga membat dan bersih.

Kriteria lain yang harus terkandung dalam suara angkatan perkutut kampiun adalah bersih. Bersih dalam suara angkatan perkutut, berarti tidak mengandung unsur ‘er’ atau ‘ek’. Sebab konsonan ‘er’ dan ‘ek’ dalam apresiasi seni suara perkutut termasuk konsonan kotor. “Kalau membedakan unsur suara kotor, praktiknya memang agak gampang,” jelas Yadi.

Terbaik adalah, jika suara angkatan perkutut itu mengandung unsur sengau (ngeng). Contohnya klaaangggggg, atau weeeennnggggg, atau klaoooongnngng, waaaeengngngng, atau haaeengngng.

Sejumlah juri perkuktut, saat dikonfirmasi mengatakan, pendekatan nilai angkatan perkutut dengan kriteria panjang, membat dan bersih ini biasanya dinilai dengan angka sempurna atau (9).

Setelah masuk pada apresiasi suara angkatan, berikutnya yang tidak kalah penting adalah mencermati suara tengah atau ketek. Bagaimana kriteria suara tengah perkutut berkualitas? (bersambung). andi casiyem sudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar