Selasa, 26 November 2024

10 Tips Juara Lomba Perkutut

Saudaraku Kongmania yang dicintai Allah, kali ini saya akan berbagi tips meraih juara dalam lomba perkutut. Tips ini saya dapatkan dari hasil wawancara dengan sejumlah pakar Kongmania, saat saya masih rajin turun ke lapangan. Dari era Sang Perkutut Legendaris Susi Susanti, (hasil wawancara saya dengan H. Muhammad, pemilik Susi Susanti) pada era 90-an, Misteri Bahari, hingga era mutakhir ini. Dari hasil wawancara itu, setelah saya untingi, kemudian saya rangkum, kedalam 10 Tips Meraih Juara Lomba Perkutut.

Pertama : Seleksi (atau pemilihan aktor perkutut). Tahap ini menurut H. Muhammad, dan juga pemain laga perkutut lainnya, sebut saja Muri Waloja, Madiun, (Bos Muri ini pemain kaliber nasional, dan beberapa kali marih tropy bergengsi LPI, setelah dia bermitra pakar perkutut asal Madura, Pak Haji Kholil). Sejumlah perkutut besutan beliau, selain juara juga berhasil menarik minat Bos Bos Perkutut Madura dan ditranfer ratusan juta rupiah) Beberapa tokoh lain yang saya wawancari, adalah Mas Bambang Tarsan, Koh Jang Pemilik Galaxi Bird Ponorogo, Mas Agung Jipen, joki perkutut juara di wilayah Madiun. Mereka sepakat mengatakan bahwa tahap seleksi aktor ini, menduduki kunci penentu keberhasilan dalam meraih juara.

Disarankan, pilih aktor perkutut yang pilih tanding. Artinya, baik mental dan suaranya, benar benar campiun. Jika perkutut itu beli dari peternak, jangan lupa pilih bakalan perkutut trah juara. Fakta lapangan, perkutut juara jika ditarik ke atas, lahir dari indukan juara. "Ratu turun ratu, wali turun kyai,"

Hindari beli perkutut model gambling atau untung-untungan. Fakta berbicara, jika kita membeli perkutut model gambling, untung untungan, tingkat kegagalan realtif tinggi. Disarankan belilah perkutut yang sudah terseleksi dengan kreteria yang jelas dan sudah siap tandinfg, misalnya usia 7 bulan ke atas. Perkutut usia 7 ke atas, biasanya sudah narik empat lima kali dan kemungkinan lulus uji, lebih tinggi jika dibanding perkutut dengan usia yang relatif muda.

Tips kedua, pahami karakter perkutut, manjakan dia dan jangan sekali kali mencoba keluar dari rutinitas hariannya. Sebab, perkutut, sebagaimana hewan lainnya, lebih cenderung hidup dalam pola rutinitas.Misalnya, kalau sukanya makan milet putih, ya jangan dikasih milet merah. Kalo sukanya sangkar biru, kasih sangkar biru jangan yang lain. Kalau sukanya tidur di pojok yang cantelkan sangkar dipojok. Mandikan juga secara rutin dan berkala, misal seminggu sekali. Sebelum dimandikan, sesekali dimanjakan dengan elusan jari tangan dan dipijat pijat lembut. Kalau ada bulu patah, jika terpaksa harus dicabut, cabut dengan halus, setelah diusap dengan air hangat. Tapi, tolong hindari mencabut bulu di pekan jelang lomba. Ini riskan, bisa mempengaruhi bunyi.

Sambil memandikan kita bisa merapihkan dasi perkukut, jika memang perkutut itu terbiasa ditali. Dan saya bisa mengatakan, 80 persen perkutut lomba, berdasi atau ditali. Bahkan perkutut legendaris Misteri Bahari, mintanya justru dirapikan talinya, di hari H sebelum naik gantangan. Misteri Bahari memang spaktakuler, sekalipun sebelum lomba dia dipegang dan dirapikan talinya, bahkan jadi tontonan orang banyak, begitu naik gantangan, langsung kerja dia. Uniknya lagi, semakin dibengoki dan disoraki, dia malah ngejos.

Tips berikutnya, suplai vitamin perlu dan penting untuk menjaga stamina perkutut. Hanya perlu diingat, setiap perkutut karakternya berbeda, karenanya, sulpai vitamin dan jamunya juga berbeda beda. Amati jauh hari sebelum lomba, kira kita perlu suplai vitamin atau jamu apa. Kalau bisa vitamin dan jamu dengan dosis ringan sampai sedang. Misalnya, dikasih kadang hijau setiap pekan sekali, kalau musim dingin dikasih godem, gabah bangkok, atau mrica. Atau pakai jamu, yang saya yakin setiap pemain lapangan pasti punya jamu ajaib sendiri sendiri. Kalau Mas Agung Jipen misalnya, dia lebih suka memberi suplai perkutut gacoannya dengan ramuan, beras ketan hitam dan arak jawa untuk menghangatkan badan.

Amati, berapa hari perkutut itu gacor setelah dikasih vitamin atau jamu. Ada perkutut yang langsung gacor kalau dikasih jamu. Ada yang menunggu satu dua hari. Maknanya, jika perkutut langsung gacor setelah dikasih jamu, berarti malam hari sebelum paginya lomba kasih dia jamu. Kalau ada tenggang waktu dua tiga hari, ya dipaskan, kapan harus dikasih jamu. Penjemuran, sekali lagi, sesuai dengan kebiasaan. Karena perkutut berbeda dengan burung ocehan. Perawatannya juga berbeda. Merubah kebiasaan ini, bisa berakibat fatal.

Untuk perkutut lomba yang diternak, upayakan diangkat tiga hari sebelum lomba. Jika perlu, bawa sekalian pasangannya ke lapangan, dan gantang berdekatan. Tapi betaninya, seyogyanya diangkat dari kandang pada hari H. Terlebih jika perkutut tersebut masih mengeram. Melagakan perkutut sambil diternak adalah hal yang lumrah dan amat lazim bagi pemain lapangan.

Tips berikutnya, beri waktu istirahat bagi perkutut sebelum lomba. Jika jarak tempuhnya jauh, pilih alat transportasi yang nyaman. Sangkar di tutup kerudung, dan perkutut ditiris satu dua jam sebelum lomba. Catatan, karena jarak tempuh jauh, misal kita lomba di lura kota, berarti butuh waktu lama untuk perjalanan. Petimbangkan apakah kita perlu menginap di hotel atau tidak. Sebab, kalau perkutut diinapkan di hotel juga bisa memancing masalah bagi perkutut itu sendiri. Menginap di hotel sama dengan adaptasi di tempat baru. Ini juga masalah. Kecuali perkutut itu sedah tebiasa diajak nginap di sana sini.

Tahap naik gantangan di lomba. Ini penentu akhir keberhasilan. Gantang perkutut perlahan sambil di panggil panggil namanya. Jangan lupa berdoa, sebelum menggantang perkutut, Upayakan sang perawat yang menggantang. Jangan minta tolong orang lain. Dan perlu di ingat ingat, posisi pangkringan usahakan menghadap ke timur barat, sehingga posisi perkutut jika mengkring akan menghadap ke utara atau ke selatan. Tujuannya untuk menghindari sengatan matahari yang bisa menyilaukan burung. Tunggui perkutut sepanjang lomba dan jangan lupa terus berdoa. Jika, Allah memberi anugrah burung kita terus berbunyi ngejos dan keluar sebagai juara, bersyukurlah dan jangan sombong. Demikian saudaraku, selamat nglaras perkutut, selamat beternak, selamat berlomba, sukses menyertai kita semua. Wassalamualaikukm Wr Wb. (andi casiyem sudin)

Jumat, 22 November 2024

Ternak Perkutut Warna Lebih Realistis. Sebulan BIsa Raup Puluhan Juta

Manjada waa jadda, sopo temen bakal tinemu, kata wong Jawa. Siapa menabur benih bakal memanen buahnya. Siapa memulai bakal mengakhiri . Begitu pun dalam dunia hobi perkutut. Dunia Kongmania, yang musti diakui diwarnai seribu satu mimpi, seribu satu cerita,seribu satu tawa pun seribu satu nestapa.

Betapa tidak, berinovasi bahwa hobinya itu bisa bisa diekstrak jadi jalan ikhtiyar yang bisa mendatangkan keuntungan, lantaran terjebak mimpi dan angan angan, banyak dari saudara kita yang justru menemu kekecewaan panjang. Betapa tidak, wong mereka sudah berspikulasi merogoh kocek dalam jumlah ratusan bahkan miliyaran, membangun kandang ekslusif dan mendatangkan indukan perkutut puluhan pasang, bakalan dari trah juara dengan harga puluhan hingga ratusan juta lagi, produksi ternaknya gagal kuasai lapangan. Alias gagal produksi dan hanya bisa dilelang dengan standar harga perkutut ombyokan atau kropyokan. Innalillahi waa inna ilaihi rojiun.

Mengantisipasi sisi buram dunia Kongmania seperti paparan di atas, agar kita tidak terjebak angan angan panjang, kali ini saudaraku saya bawa pada realita keniscayaan. Salah satu pilihannya adalah beternak perkutut warna. Sebut misalnya, perkutut putih, hitam, udan mas, moka atau semacamnya.

Hasil investigasi saya dengan sejumlah pemain lapangan di daerah Madiun,Magetan, Nganjuk dan Ponorogo, yang kini menekuni breeding perkutut warna, ditemukan fakta, mereka mengaku beternak kutut warna terbukti lebih realistis. Sebut saja Mas Agung Jipen, Magetan, Kyai Kardi Nganjuk, Mas Rokhman Ponorogo, Pak Kumis Madiun, Mas Andre, dan masih banyak yang tidak bisa saya sebut satu persatu.Mereka adalah kongmania yang sudah malang melintang di palagan Liga Perkutut Indonesia (LPI). Alasannya, modal yang harus dipertaruhkan tidak kelewat banyak. Alasan lain, perkutut warna punya standar nilai jual yang jelas. Misalnya sepasang anakan atau bakalan dinilai 350 rp hingga 500 rupiah. Kedua, nilai jual perkuktut warna ditentukan oleh bentuk fisiknya atau warnanya, dengan mengesampingkan bunyi suaranya. Ketiga paska jualnya lebih mudah, segmen pasar terbuka lebar dan tingkat persaingannya hingga hari ini cenderung ringan. Ibaratnya, konsumen kutu warna hanya akan melihat fisik burung dan warnanya. Gak pakai lama lama memantau bunyinya. Pokok fisik sehat, gak cacat, warna sesuai dengan pilihan, deal transaksi.
Keempat, mudah dalam sisi produksi, karena yang diutamakan adalah bentuk fisik dan warnanya. Bukan suaranya. Pokok indukan bisa bertelur, bisa menetas, sehat, laik jual, pastinya.

Sedang perkutut non warna tak punya standar nilai jual, karena konsumen lebih melihat dari sisi suara. Kalau tidak begitu ya dinilai dari katuranggan. Rumit banget, ribet. Terlebih tidak ada jaminan indukan perkutut juara bisa keluarkan anakan juara. Sekalipun harus diakui perkutut juara bisa diyakini lahir dari indukan juara. Kalau konsumen yang lebih memilih katuranggan. Ini lebih rumit lagi, karena erat kaitannya dengan keyakinan personal. Misalnya, perkutut katuranggan wisnu murti, jaringan kebab, semar lungguh, dan lain sebainya.

Rata-rata mereka mengaku, hanya dengan membuka belasan kandang, rata rata bisa meraup pendapatan 10 juta hingga 15 juta per masa panen. Yakni, 2 bulan sekali.

Perhitungan untung ruginya, dari 15 kandang, taruh keluar anakan 70 persen atau sekitar 20 ekor anakan. Jika satu ekor anakan terjual 500 ribu rupiah (dan ini harga yang relatif murah), maka bisa dihitung berapa duwit yang bisa masuk saku. Kenapa musim panen ternak perkutut 2 bulan sekali? Perhitungannya, masa telur biasanya 2 sd 3 hari. Kemudian induk perkutut akan mengerami telur selama 2 pekan. Masa tetas dua atau tiga hari. Dan masa pembesaran anak 3 sampai 4 pekan atau satu bulan. Pada minggu ketiga saat masa pembesaran anak, indukan perkutut sudah bertelur lagi. Mereka kemudian mengerami telur sambil membesarkan anak.

Pada minggu keempat anakan perkutut sudah bisa dipanen, dan sudah akas makan sendiri. Beberapa temen peternak, mencoba berinovasi untuk melecut produksi dengan konsep baby sister. Yakni, melolohkan anakan perkutut pada baby sister. Biasanya menggunakan perkutut lain atau burung puter, kuk deru yang sudah terlatih. Sebagai catatan jika ingin menggunakan puter untuk baby sister pilih yang warnanya putih. Mereka lebih gemati terhadap anak asuhnya. Lebih lagi kalau, betina semua ini. Pengalaman penulis, menggunakan baby sister burung puter keduanya betina semua bisa dijadikan babi siter sepanjang masa. Apalagi jika jarak telur burung satu dan lainnya cukukp panjang. Misal dua tiga pekan. Ini mengingat, burung puter akan terus bertelur meskipun tidak bibuahi pejantan. Dan jika mereka sudah terbiasa hidup satu kandang, kedunya akan bersama sama bergantian mengerami telurnya.(andi casiyem sudin)

Sabtu, 19 Agustus 2023

Kong Madura Jajah Situbondo

Peta kekuatan Kongmania Madura belum tertandingi. Sukses menguasai LPI Pakualam Perdana Yogyakarta, laskar penggemar perkutut setempat "menjajah" kelas piyikan LPI Bupati Cup Situbondo, yang dihelat di Panarukan, Sabtu 19/8/23. Sementara di hari kedua, Minggu 20/8/23, kembali Kongmania Madura mengokohkan paruhnya.

Di kelas Piyik Bebas, tujuh burung besutan "Wong Meduro" nangkring di sepuluh besar. Lima perkutut milik Kongmania asal Sampang dan dua burung milik penghobi berat perkutut asal Pamekasan dan Bangkalan.Pemerhati LPI memprediksi, hingga akhir musim konkurs perkutut tahun ini, Kongmania Madura bakal merajai pesta LPI 2023. Sedangkan di kelas Dewasa Senior, lagi-lagi tujuh burung peliharaan Kong Madura bertengger di sepuluh besar.

Mencermati data yang diunggah Agrobisburung, kekuatan Kongmania Madura juga bertengger di kelas Piyik Yunior. Dua perkutut unggulan dari Madura berhasil meraih dua tropi sepuluh besar di LPI Situbondo.Sementara di kelas Piyik Hanging, tiga burung perkutut milik Kongmania Madura nangkring di sepuluh besarnya. Tropi sepuluh besar lainnya, berbagi Kongmania peserta lomba.

Di kelas Dewasa Senior, setali tiga uang. Tujuh ekor perkutut peliharaan KongMadura kembali nangkring di sepuluh besar.

Patut diperhitungka adalah eksistensi Sandi, Kongmania asal Caruban Madiun. Pemain lama yang pulang kandang setelah istirahat beberapa tahun ini, terbukti masih bisa mengimbangi kepiawai Kongmania Jawar dalam merawat dan menangkar perkutut. di LPI Bupati Cup Situbondo, perkutut hasil ternak berlebel Bintang yang diberi tetenger Mega Bintang, unggul dan berhasil nangkring di sepuluh besar. Yakni, sebagai juara keempat di Kelas Piyik Yunior. Sementara di kelas Dewasa Senior, kembali Sandi Caruban, berhasil mengantar Sekenario, ke altar sepuluh besar. (acs)

Kamis, 17 Agustus 2023

Bambang IOT Madiun Berjaya di Reog Cup

https://youtu.be/EsXLmFTEM2E?si=mxw_JI4oAErpUXqb Kongmania asal Caruban, Madiun, Bambang Icha Orien Trasan (Bambang IOT), berjaya di Liga Perkutut bertajuk Grebeg Suro, Ponorogo. Tiga ekor burung debutan dia, sabet tropi bergengsi. Satu di kelas dewasa dan dua perkutut di kelas hanging.

Di kelas Dewas Senior, perkutut yang diberi nama Bintang Kejora, tampil mengalun dengan anggungan mendayu-dayu, dan berhasil mencatatkan diri sebagai juara 4. Sedangkan dua burung milik Mas Bambang, demikian saya memanggil dia, Mutiara dan Suoro Menggolo, masing-masing berhasil meraih Juara dua dan Juara 10 di lomba perkutut Juli silam.

Mas Bambang memang bukan orang baru di arena perkutut. Di era Susi Susanti dan Misteri Bahari, dia sudah malang melintang di LPI. Untuk beberapa tahun istirahat, tapi kemudian bangkit lagi dengan sejumlah burung debutan tren mutahir. Kepada penulis, kongmania yang kini duduk sebagai ketua P3SI Madiun itu, mengatakan, perkutut tampaknya tak bisa lepas dari jiwanya. "Nyatanya, saya sekarang main lagi. Padahal sudah lama gak main," ujarnya.

Soal ternak, dia mengatakan sudah mengganti semua indukan lama dengan indukan baru yang lebih prospektif dan trend perkutut kekinian. "Kandang yang lama sudah saya bongkar. Sekarang buat kandang baru lagi dengan indukan-indukan baru. Seneng soalnya, Mas. Habis banyak juga sih," jelasnya. (andics)

Kong Madura Kuasai Pakualam

Kongmania asal Madura, terbukti tetap beparuh runcing. Di Liga Perkutut Indonesia (LPI) bertajuk Pakualam Cup Yogyakarta 2023, empat perkutut debutan Wong Medura, unggul di kelas bergengsi Dewasa Senior. Ini fakta konkret yang menujukkan peta kukatan Kongmania Tanah Air masih dikuasai penggemar perkutut asal Madura.

Keempat perkutut jawara debutan Kongmania Madura tersebut, masing masing Pujangga, milik H Kamil, Pamekasa, Gong Agung, milik Tim AKN,Sampang, Superman, milik H. Kamil, Pamekasan dan Podomoro, milik Bos Atif, Sampang.

H. Kamil, belakangan ini memang moncer lagi. Dibeberapa gelaran LPI, kong debutannya bertengger di papan atas. Sementara, Kongmania asal Tasik dan Jakarta, harus mengakui keunggulan Wong Medura dalam merawat perkutut. Yang “nyolong pethek” adalah Kongmania asal Madiun, Sandi. Tak diprediksi sebelumnya, Kongmania asal Caruban itu mampu mengantar Prima Star, perkutut debutannya, di delapan besar. Sedangkan mitranya, Bambang Tarsan, sesama Kongmania asal Caruban, Kabupaten Madiun, musti lari kencang lagi, sekalipun piyikan perkutut debutannya juga berhasil nangkring di deretan juara kelas piyik.

Belum diketahui pasti, apakah Kongmania Madura ini masih tetap bisa kuasai puncak klasemen perkutut LPI Tahun 2023 ini. Pasalnya, tiga pucak klasemen belum digelar. Masing-masing Piala Raja Yogyakarta, Piala KLH Taman Mini Indonesia Indah, dan LPI Pahlawan Cup Surabaya. Ketiga puncak klasemen perkutut tanah air ini baru akan digelar September – Desember mendatang.(andics) https://youtu.be/EsXLmFTEM2E?si=mxw_JI4oAErpUXqb

Kongmania Madiun Bangkit Kembali

Geliat prestasi Kongmania Madiun kembali bangkit. Ini ditengarai lewat torehan prestasi hasil ternak perkutut setempat di Liga Perkutut Indonesia (LPI), Paku Alam Cup 2023. Setidaknya, lewat jejak dua peternak Kota Brem, masing-masing Sandi dan Bambang Tarsan. Sandi, dengan lebel ternak perkutut Bintang, sebenarnya merupakan pemain lama. Ia meneruskan jejak ayahanda, yang juga tercatat sebagai peternak perkutut unggul di wilayah setempat.

Sedangkan Bambang Tarsan, bukan wong anyaran di blantika LPI. Pemilik peternakan perkutut berlebel BAM itu, juga terbilang dulur lama.Penghobi berat perkutut yang kini menduduki posisi Ketua P3SI Madiun itu, laiknya terjaga dari tidur. Setelah beberapa tahun absen, belakangan ini rajin gantang perkutut dan rajin ke gelaran lomba.Gelang ternak yang awalnya berlebel IOT (Icha Orien Tarsan) diganti jadi BAM. Selamat njih Mas, sungkem dalem kunjuk.

Lebel ternak perkutut asal Kota Caruban, Kabupaten Madiun itu, muncul di deretan jawara perkutut kelas piyikan Pakualam Cup Yogyakarta. Bersyukurlah, lantaran Kong Mania Madiun masih punya prestasi, melanjutkan prestasi pendahulu, Jr. Susanto, Sony, Koh Ipung, Abah Hin, Ting Han, Soenarjo, Pak Mun, Andi Casiyem Sudin dan Muri Waloja, serta deretan nama pakar perkutut setempat.

Hadirnya Kongmania Madiun di blantika perkutut nusantara ini, membawa nafas segar bagi penggemar burung legendaris tersebut. Sebelumnya Muri Waloja, beberapa tahun memang sempat berjaya di kelas atas LPI. Namun beberapa tahun belakangan ini jejaknya sepertinya lagi istirah. Padahal, pemilik peternakan perkutut dengan ring WALOJA ini, awal kemunculannya sempat membuat Kongmania Tanah Air tercengang.

Betapa tidak, hampir setiap burung debutan dia, langsung naik daun dan bertengger di papan atas LPI. Sebut misalnya, burung yang diberi nama Laskar Waloja, Kresna, serta Banjir, sempat memimpin gelaran lomba. Beberapa burung debutannya juga mulai dipinang penggemar perkutut papan atas dengan mas kawin cukup menggiurkan.

Dengan kembalinya wong lawas Madiun di LPI, semoga membawa berkah dan bisa merawat kembali serta melestarikan lapangan perkutut peninggalan leluhur yang berlokasi di Komplek Stadion Wilis Kota Madiun. Selamat. (andics)

Kamis, 03 Agustus 2023

SH Terate Jangan Minta Bantuan

(Wawancara Dengan Mas Madji Bagian 3 Dari 7 Tulisan)

Sejak dulu kita sepakat untuk guyup rukun sesuai ajaran SH Terate. Mandiri. Tidak tergantung orang lain. Orang banyak yang mau minta bantuan. Tapi kita jangan sampai minta bantuan ke sana ke mari. Kita harus bisa berdiri, berjalan dan tegak bertahan dengan kekuatan kita sendiri.

Padepokan SH Terate, misalnya, padepokan berdiri atas bantuan siapa? Saya jawab tidak pernah minta bantuan. Ini lantaran mampu untuk berdiri sendiri. Saudara saya dari cabang dengan rela mendidik masyarakat-masyarakatnya, dari mana sisa-sisa yang saudara berikan ada yang pernah dan ada yang tidak, ada yang setengah, ada yang sadar, tidak mengambil, karena mereka tahu yang itu haknya pusat.

Anggaran yang digunakan dari Kadang SH Terate. Kita himpun bersama-sama. Nek wis akeh (Jika uangnya sudah terkumpul banyak) oke mari kita bangun padepokan. Kurang yo sedikit-dikit kita pikul bareng. Prinsip semua itu untuk dulur-dulur SH Terate.

Ingat tangan yang di atas lebih baik dari pada yang di bawah.Semakin kita banyak beramal, yakinlah kita akan semakin kuat, semakin kokoh, dan semakin dicintai orang. Gak enek wong demen amal dadi mlarat (Tidak ada ceritanya orang yang suka beramal jadi miskin). Semua agama menganjurkan kita untuk suka beramal, berdarma. Wong SH Terate itu ngerti agama. Paham mana yang benar dan yang salah.

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan pada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui. (QS: Al Baqarah (2)-261)

Pada hakikatnya Wong Setia Hati (SH) Terate adalah kumpulan orang yang ngerti agama (mengerti benar dan salah, haq dan batil, perintah dan larangan yang diatur dalam syariat) . gperbedaan penafsiran) itu tidak terjadi. Tapi fakta berbicara, di tengah Kadang SH Terate, itu terjadi. Itu fenomena. (Maksudnya di tengah-tengah Keluarga Besar Persaudaraan SH Terate masih terjadi ketegangan, karena beda pendapat).

Menurut Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinegoro,SE, pada hahikatnya, perbedaan itu lahir karena adanya persamaan. Ini hukum alam. Dasarnya, Allah menciptakan mahluk selalu berpasangan. Dan masing-masing pasangan, hakikatnya berseberangan. Siang berpasangan dengan malam. Sedih berpasangan dengan bahagia dan masih banyak lagi pasangan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam adalah tanda bagi orang yang mau berfikir”(Ali Imran: 190). “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat : 13).

Karena itu, kewajiban kita menghentikan pertikaian intern Kadang (yang disulut beda pendapat). Tidak ada kamus lagi gelut, bagi orang yang ngerti agama. SH Terate itu bukan ormas, bukan organisasi politik. SH Terate ini paseduluran yang luhur berangkat dari hati yang jernih, mempunyai lambang bunga terate.

“Kamu akan melihat kepada orang-orang mukmin itu dalam hal kasih sayang di antara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah rasa sakit itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.” (HR. Bukhari)

Sudah kita ketahui semua bunga terate itu indah. Tidak kotor karena lumpur dan tidak basah karena air. Tapi muncul sabagai sosok kepribadian. Organisasi kita ini apa ? Organisasi kita ini paseduluran jenenge opo (namanya apa), jenenge, Setia Hati Terate. Jadi bukan jenenge persaudaraan itu jadi jeneng. Maka SH Terate ini saya orang SHT, saya setia hati, saya orang terate. Saya orang terate, saya orang yang bertanggung jawab pada SH Terate.

Dari sejumlah referensi yang berhasil dikumpulkan, bunga terate mewakili keabadian, keilahian, kemurnian, dan secara luas digunakan sebagai simbol kehidupan, kesuburan, serta pembaruan diri. Daun dan bunga terate kalis air, karena mengandung materi lilin pada permukaannya, terbentuk dari homoglobin dan senyawa udara. Materi lilin ini berfungsi sebagai pelindung diri dan mengurangi penguapan akibat terpaan terik matahari.Uniknya, sekalipun akarnya menyelam ke air dalam lumpur,ia akan mekar indah dan bersih. Bahkan semakin keruh airnya, kelopak terate akan mekar semakin indah. Ini karena akar bunga terate memiliki daya serap dan prosesor yang mampu memformat sari makanan dari dalam air keruh, merubahnya menjadi nutrisi dan energi bagi pertumbuhan batang, daun dan bunga.

SH Terate bukan seperti sekolahan (pendidikan formal). SH Terate itu indah, alami. Kita bergerak alami. Saya berterima kasih sekali pada saudara kita, ora ngitung duwit, berapa biaya dari Irian sampai ke sini (Madiun), jika silaturahmi, temu dulure (bertemu saudaranya). Berapa biaya dari Kalimantan ke sini. Paling tidak sepuluh juta sekali datang. Itu harta dewe (sendiri). Dari Sumatera sama, Paling cedak (dekat) Wong Mediun ora ngetokke duwit opo-opo (tidak mengeluarkan uang banyak untuk transport). Tugas kita, Wong Mediun, yo suba sita, grapyak sumanak, menyambut kedatangan saudara, bagekna kanti ulat padang, ben tamune marem.(Sambutlah kehadiran saudara kita yang dari luar Madiun dengan sapa dan senyum, agar saudara kita merasa diperhatikan, puas).

Dan di SH Terate, yang ada adalah kita ketemu sedulur. Bukan sedang bermain politik. Saya tidak melarang saudara berpolitik. Itu hak pribadi saudara-saudara saya. Hak setiap warga Negara. Mau ikut partai mana pun silakan. Gak ada masalah. Tapi begitu masuk Padepokan, kita harus berbaju sama. Baju politik masing-masing dilepas, dan bersama-sama berbaju SH Terate.

Jangan Merasa Paling Hebat

Saya Wong SH Terate, orang SH Terate jangan mengolok-ngolok saudara lain. Kita diajari ojo sak karepe dewe. Jika terjadi perbedaan pendapat, salah paham, itu fenomena berorganisasi. Ini harus kita sadari bersama. Jangan menjelekkan saudara sendiri. Kita ini paguyupan paseduluran. Anggota kita banyak. Kita juga dikaruniai kelebihan kelebihan. Tapi saya tekankan, kita bukan yang terhebat. Jangan merasa paling hebat merasa pinter. Di atas langit masih ada langit.

SH terate sudah hidup hampir satu abad. Kita tinggalkan pameo SH Terate sebagai organisasi yang ditakuti. Sekarang ibaratnya bangun kembali, kita harus menjadi organisasi yang disenangi masyarakat, diharapkan masyarakat, jadi pegangan masyarakast. Akhirnya kita jadi organisasi yang disegani, bukan ditakuti mergo iso gelut (bukan ditakuti karena pandai berkelahi).

Menjadi kewajiban kita bersaama-sama menjaga citra organisasi. Pengurus pusat sendiri, saya tekankan, jangan merem. Pengurus cabang jangan merasa rendah. Kita di SH Terate adalah sama. Karena kita diatur oleh aturan bahwa yang menjadi pengurus pusat domisili di kota Madiun. Saudara yang kebetulan tidak berdomisili di Madiun, ya harus menyadari. Harus ikhlas. Saya mengharap dengan sangat dari manapun kita, langkah SH Terate harus menjunjung tinggi budi luhur. Menjunjung tinggi Pancasila demi Indonesia jaya.

Jangan Bawa Politik ke Padepokan

Kita berdarma di SH Terate tanpa pamrih. Maka SHT harus kita jaga. Jangan sampai kita punya pamrih jadi ketua agar jadi DPR RI. Kalau saya jadi ketua DPRD bukan karena dulu berdarma di SH Terate karena pamrih ingin jadi Katua DPRD. Tapi, barangkali karena ketua umum SH Terate di pandang masyarakat baik, ya saya dipilih jadi ketua. Tapi saya tidak pernah minta tolong pada Kadang SH Terate untuk menjadikan saya sebagai ketua DPRD.

Saya tidak pernah membawa atribut politik saya ke dalam Padepokan. Tidak pernah, saya ngomong aja gak pernah. Saya beri contoh pada sudara-saudara, itu kegiatan pribadi-pribadi. Kalau baik akan diikuti kalou jelek akan dicemooh. Dan itu resikonya. Kerena itu, yang terbaik sekarang ini, mari saatnya SH Terate ini kembali pada jati diri.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusirmu dari kampung halamanmu, serta membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” QS al-Mumtahanah ayat 8-9).

____________