Selasa, 26 November 2024

10 Tips Juara Lomba Perkutut

Saudaraku Kongmania yang dicintai Allah, kali ini saya akan berbagi tips meraih juara dalam lomba perkutut. Tips ini saya dapatkan dari hasil wawancara dengan sejumlah pakar Kongmania, saat saya masih rajin turun ke lapangan. Dari era Sang Perkutut Legendaris Susi Susanti, (hasil wawancara saya dengan H. Muhammad, pemilik Susi Susanti) pada era 90-an, Misteri Bahari, hingga era mutakhir ini. Dari hasil wawancara itu, setelah saya untingi, kemudian saya rangkum, kedalam 10 Tips Meraih Juara Lomba Perkutut.

Pertama : Seleksi (atau pemilihan aktor perkutut). Tahap ini menurut H. Muhammad, dan juga pemain laga perkutut lainnya, sebut saja Muri Waloja, Madiun, (Bos Muri ini pemain kaliber nasional, dan beberapa kali marih tropy bergengsi LPI, setelah dia bermitra pakar perkutut asal Madura, Pak Haji Kholil). Sejumlah perkutut besutan beliau, selain juara juga berhasil menarik minat Bos Bos Perkutut Madura dan ditranfer ratusan juta rupiah) Beberapa tokoh lain yang saya wawancari, adalah Mas Bambang Tarsan, Koh Jang Pemilik Galaxi Bird Ponorogo, Mas Agung Jipen, joki perkutut juara di wilayah Madiun. Mereka sepakat mengatakan bahwa tahap seleksi aktor ini, menduduki kunci penentu keberhasilan dalam meraih juara.

Disarankan, pilih aktor perkutut yang pilih tanding. Artinya, baik mental dan suaranya, benar benar campiun. Jika perkutut itu beli dari peternak, jangan lupa pilih bakalan perkutut trah juara. Fakta lapangan, perkutut juara jika ditarik ke atas, lahir dari indukan juara. "Ratu turun ratu, wali turun kyai,"

Hindari beli perkutut model gambling atau untung-untungan. Fakta berbicara, jika kita membeli perkutut model gambling, untung untungan, tingkat kegagalan realtif tinggi. Disarankan belilah perkutut yang sudah terseleksi dengan kreteria yang jelas dan sudah siap tandinfg, misalnya usia 7 bulan ke atas. Perkutut usia 7 ke atas, biasanya sudah narik empat lima kali dan kemungkinan lulus uji, lebih tinggi jika dibanding perkutut dengan usia yang relatif muda.

Tips kedua, pahami karakter perkutut, manjakan dia dan jangan sekali kali mencoba keluar dari rutinitas hariannya. Sebab, perkutut, sebagaimana hewan lainnya, lebih cenderung hidup dalam pola rutinitas.Misalnya, kalau sukanya makan milet putih, ya jangan dikasih milet merah. Kalo sukanya sangkar biru, kasih sangkar biru jangan yang lain. Kalau sukanya tidur di pojok yang cantelkan sangkar dipojok. Mandikan juga secara rutin dan berkala, misal seminggu sekali. Sebelum dimandikan, sesekali dimanjakan dengan elusan jari tangan dan dipijat pijat lembut. Kalau ada bulu patah, jika terpaksa harus dicabut, cabut dengan halus, setelah diusap dengan air hangat. Tapi, tolong hindari mencabut bulu di pekan jelang lomba. Ini riskan, bisa mempengaruhi bunyi.

Sambil memandikan kita bisa merapihkan dasi perkukut, jika memang perkutut itu terbiasa ditali. Dan saya bisa mengatakan, 80 persen perkutut lomba, berdasi atau ditali. Bahkan perkutut legendaris Misteri Bahari, mintanya justru dirapikan talinya, di hari H sebelum naik gantangan. Misteri Bahari memang spaktakuler, sekalipun sebelum lomba dia dipegang dan dirapikan talinya, bahkan jadi tontonan orang banyak, begitu naik gantangan, langsung kerja dia. Uniknya lagi, semakin dibengoki dan disoraki, dia malah ngejos.

Tips berikutnya, suplai vitamin perlu dan penting untuk menjaga stamina perkutut. Hanya perlu diingat, setiap perkutut karakternya berbeda, karenanya, sulpai vitamin dan jamunya juga berbeda beda. Amati jauh hari sebelum lomba, kira kita perlu suplai vitamin atau jamu apa. Kalau bisa vitamin dan jamu dengan dosis ringan sampai sedang. Misalnya, dikasih kadang hijau setiap pekan sekali, kalau musim dingin dikasih godem, gabah bangkok, atau mrica. Atau pakai jamu, yang saya yakin setiap pemain lapangan pasti punya jamu ajaib sendiri sendiri. Kalau Mas Agung Jipen misalnya, dia lebih suka memberi suplai perkutut gacoannya dengan ramuan, beras ketan hitam dan arak jawa untuk menghangatkan badan.

Amati, berapa hari perkutut itu gacor setelah dikasih vitamin atau jamu. Ada perkutut yang langsung gacor kalau dikasih jamu. Ada yang menunggu satu dua hari. Maknanya, jika perkutut langsung gacor setelah dikasih jamu, berarti malam hari sebelum paginya lomba kasih dia jamu. Kalau ada tenggang waktu dua tiga hari, ya dipaskan, kapan harus dikasih jamu. Penjemuran, sekali lagi, sesuai dengan kebiasaan. Karena perkutut berbeda dengan burung ocehan. Perawatannya juga berbeda. Merubah kebiasaan ini, bisa berakibat fatal.

Untuk perkutut lomba yang diternak, upayakan diangkat tiga hari sebelum lomba. Jika perlu, bawa sekalian pasangannya ke lapangan, dan gantang berdekatan. Tapi betaninya, seyogyanya diangkat dari kandang pada hari H. Terlebih jika perkutut tersebut masih mengeram. Melagakan perkutut sambil diternak adalah hal yang lumrah dan amat lazim bagi pemain lapangan.

Tips berikutnya, beri waktu istirahat bagi perkutut sebelum lomba. Jika jarak tempuhnya jauh, pilih alat transportasi yang nyaman. Sangkar di tutup kerudung, dan perkutut ditiris satu dua jam sebelum lomba. Catatan, karena jarak tempuh jauh, misal kita lomba di lura kota, berarti butuh waktu lama untuk perjalanan. Petimbangkan apakah kita perlu menginap di hotel atau tidak. Sebab, kalau perkutut diinapkan di hotel juga bisa memancing masalah bagi perkutut itu sendiri. Menginap di hotel sama dengan adaptasi di tempat baru. Ini juga masalah. Kecuali perkutut itu sedah tebiasa diajak nginap di sana sini.

Tahap naik gantangan di lomba. Ini penentu akhir keberhasilan. Gantang perkutut perlahan sambil di panggil panggil namanya. Jangan lupa berdoa, sebelum menggantang perkutut, Upayakan sang perawat yang menggantang. Jangan minta tolong orang lain. Dan perlu di ingat ingat, posisi pangkringan usahakan menghadap ke timur barat, sehingga posisi perkutut jika mengkring akan menghadap ke utara atau ke selatan. Tujuannya untuk menghindari sengatan matahari yang bisa menyilaukan burung. Tunggui perkutut sepanjang lomba dan jangan lupa terus berdoa. Jika, Allah memberi anugrah burung kita terus berbunyi ngejos dan keluar sebagai juara, bersyukurlah dan jangan sombong. Demikian saudaraku, selamat nglaras perkutut, selamat beternak, selamat berlomba, sukses menyertai kita semua. Wassalamualaikukm Wr Wb. (andi casiyem sudin)

Jumat, 22 November 2024

Ternak Perkutut Warna Lebih Realistis. Sebulan BIsa Raup Puluhan Juta

Manjada waa jadda, sopo temen bakal tinemu, kata wong Jawa. Siapa menabur benih bakal memanen buahnya. Siapa memulai bakal mengakhiri . Begitu pun dalam dunia hobi perkutut. Dunia Kongmania, yang musti diakui diwarnai seribu satu mimpi, seribu satu cerita,seribu satu tawa pun seribu satu nestapa.

Betapa tidak, berinovasi bahwa hobinya itu bisa bisa diekstrak jadi jalan ikhtiyar yang bisa mendatangkan keuntungan, lantaran terjebak mimpi dan angan angan, banyak dari saudara kita yang justru menemu kekecewaan panjang. Betapa tidak, wong mereka sudah berspikulasi merogoh kocek dalam jumlah ratusan bahkan miliyaran, membangun kandang ekslusif dan mendatangkan indukan perkutut puluhan pasang, bakalan dari trah juara dengan harga puluhan hingga ratusan juta lagi, produksi ternaknya gagal kuasai lapangan. Alias gagal produksi dan hanya bisa dilelang dengan standar harga perkutut ombyokan atau kropyokan. Innalillahi waa inna ilaihi rojiun.

Mengantisipasi sisi buram dunia Kongmania seperti paparan di atas, agar kita tidak terjebak angan angan panjang, kali ini saudaraku saya bawa pada realita keniscayaan. Salah satu pilihannya adalah beternak perkutut warna. Sebut misalnya, perkutut putih, hitam, udan mas, moka atau semacamnya.

Hasil investigasi saya dengan sejumlah pemain lapangan di daerah Madiun,Magetan, Nganjuk dan Ponorogo, yang kini menekuni breeding perkutut warna, ditemukan fakta, mereka mengaku beternak kutut warna terbukti lebih realistis. Sebut saja Mas Agung Jipen, Magetan, Kyai Kardi Nganjuk, Mas Rokhman Ponorogo, Pak Kumis Madiun, Mas Andre, dan masih banyak yang tidak bisa saya sebut satu persatu.Mereka adalah kongmania yang sudah malang melintang di palagan Liga Perkutut Indonesia (LPI). Alasannya, modal yang harus dipertaruhkan tidak kelewat banyak. Alasan lain, perkutut warna punya standar nilai jual yang jelas. Misalnya sepasang anakan atau bakalan dinilai 350 rp hingga 500 rupiah. Kedua, nilai jual perkuktut warna ditentukan oleh bentuk fisiknya atau warnanya, dengan mengesampingkan bunyi suaranya. Ketiga paska jualnya lebih mudah, segmen pasar terbuka lebar dan tingkat persaingannya hingga hari ini cenderung ringan. Ibaratnya, konsumen kutu warna hanya akan melihat fisik burung dan warnanya. Gak pakai lama lama memantau bunyinya. Pokok fisik sehat, gak cacat, warna sesuai dengan pilihan, deal transaksi.
Keempat, mudah dalam sisi produksi, karena yang diutamakan adalah bentuk fisik dan warnanya. Bukan suaranya. Pokok indukan bisa bertelur, bisa menetas, sehat, laik jual, pastinya.

Sedang perkutut non warna tak punya standar nilai jual, karena konsumen lebih melihat dari sisi suara. Kalau tidak begitu ya dinilai dari katuranggan. Rumit banget, ribet. Terlebih tidak ada jaminan indukan perkutut juara bisa keluarkan anakan juara. Sekalipun harus diakui perkutut juara bisa diyakini lahir dari indukan juara. Kalau konsumen yang lebih memilih katuranggan. Ini lebih rumit lagi, karena erat kaitannya dengan keyakinan personal. Misalnya, perkutut katuranggan wisnu murti, jaringan kebab, semar lungguh, dan lain sebainya.

Rata-rata mereka mengaku, hanya dengan membuka belasan kandang, rata rata bisa meraup pendapatan 10 juta hingga 15 juta per masa panen. Yakni, 2 bulan sekali.

Perhitungan untung ruginya, dari 15 kandang, taruh keluar anakan 70 persen atau sekitar 20 ekor anakan. Jika satu ekor anakan terjual 500 ribu rupiah (dan ini harga yang relatif murah), maka bisa dihitung berapa duwit yang bisa masuk saku. Kenapa musim panen ternak perkutut 2 bulan sekali? Perhitungannya, masa telur biasanya 2 sd 3 hari. Kemudian induk perkutut akan mengerami telur selama 2 pekan. Masa tetas dua atau tiga hari. Dan masa pembesaran anak 3 sampai 4 pekan atau satu bulan. Pada minggu ketiga saat masa pembesaran anak, indukan perkutut sudah bertelur lagi. Mereka kemudian mengerami telur sambil membesarkan anak.

Pada minggu keempat anakan perkutut sudah bisa dipanen, dan sudah akas makan sendiri. Beberapa temen peternak, mencoba berinovasi untuk melecut produksi dengan konsep baby sister. Yakni, melolohkan anakan perkutut pada baby sister. Biasanya menggunakan perkutut lain atau burung puter, kuk deru yang sudah terlatih. Sebagai catatan jika ingin menggunakan puter untuk baby sister pilih yang warnanya putih. Mereka lebih gemati terhadap anak asuhnya. Lebih lagi kalau, betina semua ini. Pengalaman penulis, menggunakan baby sister burung puter keduanya betina semua bisa dijadikan babi siter sepanjang masa. Apalagi jika jarak telur burung satu dan lainnya cukukp panjang. Misal dua tiga pekan. Ini mengingat, burung puter akan terus bertelur meskipun tidak bibuahi pejantan. Dan jika mereka sudah terbiasa hidup satu kandang, kedunya akan bersama sama bergantian mengerami telurnya.(andi casiyem sudin)