Kamis, 03 Agustus 2023

SH Terate Jangan Minta Bantuan

(Wawancara Dengan Mas Madji Bagian 3 Dari 7 Tulisan)

Sejak dulu kita sepakat untuk guyup rukun sesuai ajaran SH Terate. Mandiri. Tidak tergantung orang lain. Orang banyak yang mau minta bantuan. Tapi kita jangan sampai minta bantuan ke sana ke mari. Kita harus bisa berdiri, berjalan dan tegak bertahan dengan kekuatan kita sendiri.

Padepokan SH Terate, misalnya, padepokan berdiri atas bantuan siapa? Saya jawab tidak pernah minta bantuan. Ini lantaran mampu untuk berdiri sendiri. Saudara saya dari cabang dengan rela mendidik masyarakat-masyarakatnya, dari mana sisa-sisa yang saudara berikan ada yang pernah dan ada yang tidak, ada yang setengah, ada yang sadar, tidak mengambil, karena mereka tahu yang itu haknya pusat.

Anggaran yang digunakan dari Kadang SH Terate. Kita himpun bersama-sama. Nek wis akeh (Jika uangnya sudah terkumpul banyak) oke mari kita bangun padepokan. Kurang yo sedikit-dikit kita pikul bareng. Prinsip semua itu untuk dulur-dulur SH Terate.

Ingat tangan yang di atas lebih baik dari pada yang di bawah.Semakin kita banyak beramal, yakinlah kita akan semakin kuat, semakin kokoh, dan semakin dicintai orang. Gak enek wong demen amal dadi mlarat (Tidak ada ceritanya orang yang suka beramal jadi miskin). Semua agama menganjurkan kita untuk suka beramal, berdarma. Wong SH Terate itu ngerti agama. Paham mana yang benar dan yang salah.

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan pada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui. (QS: Al Baqarah (2)-261)

Pada hakikatnya Wong Setia Hati (SH) Terate adalah kumpulan orang yang ngerti agama (mengerti benar dan salah, haq dan batil, perintah dan larangan yang diatur dalam syariat) . gperbedaan penafsiran) itu tidak terjadi. Tapi fakta berbicara, di tengah Kadang SH Terate, itu terjadi. Itu fenomena. (Maksudnya di tengah-tengah Keluarga Besar Persaudaraan SH Terate masih terjadi ketegangan, karena beda pendapat).

Menurut Kang Mas KRH. H. Tarmadji Boedi Harsono Adinegoro,SE, pada hahikatnya, perbedaan itu lahir karena adanya persamaan. Ini hukum alam. Dasarnya, Allah menciptakan mahluk selalu berpasangan. Dan masing-masing pasangan, hakikatnya berseberangan. Siang berpasangan dengan malam. Sedih berpasangan dengan bahagia dan masih banyak lagi pasangan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam adalah tanda bagi orang yang mau berfikir”(Ali Imran: 190). “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat : 13).

Karena itu, kewajiban kita menghentikan pertikaian intern Kadang (yang disulut beda pendapat). Tidak ada kamus lagi gelut, bagi orang yang ngerti agama. SH Terate itu bukan ormas, bukan organisasi politik. SH Terate ini paseduluran yang luhur berangkat dari hati yang jernih, mempunyai lambang bunga terate.

“Kamu akan melihat kepada orang-orang mukmin itu dalam hal kasih sayang di antara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah rasa sakit itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.” (HR. Bukhari)

Sudah kita ketahui semua bunga terate itu indah. Tidak kotor karena lumpur dan tidak basah karena air. Tapi muncul sabagai sosok kepribadian. Organisasi kita ini apa ? Organisasi kita ini paseduluran jenenge opo (namanya apa), jenenge, Setia Hati Terate. Jadi bukan jenenge persaudaraan itu jadi jeneng. Maka SH Terate ini saya orang SHT, saya setia hati, saya orang terate. Saya orang terate, saya orang yang bertanggung jawab pada SH Terate.

Dari sejumlah referensi yang berhasil dikumpulkan, bunga terate mewakili keabadian, keilahian, kemurnian, dan secara luas digunakan sebagai simbol kehidupan, kesuburan, serta pembaruan diri. Daun dan bunga terate kalis air, karena mengandung materi lilin pada permukaannya, terbentuk dari homoglobin dan senyawa udara. Materi lilin ini berfungsi sebagai pelindung diri dan mengurangi penguapan akibat terpaan terik matahari.Uniknya, sekalipun akarnya menyelam ke air dalam lumpur,ia akan mekar indah dan bersih. Bahkan semakin keruh airnya, kelopak terate akan mekar semakin indah. Ini karena akar bunga terate memiliki daya serap dan prosesor yang mampu memformat sari makanan dari dalam air keruh, merubahnya menjadi nutrisi dan energi bagi pertumbuhan batang, daun dan bunga.

SH Terate bukan seperti sekolahan (pendidikan formal). SH Terate itu indah, alami. Kita bergerak alami. Saya berterima kasih sekali pada saudara kita, ora ngitung duwit, berapa biaya dari Irian sampai ke sini (Madiun), jika silaturahmi, temu dulure (bertemu saudaranya). Berapa biaya dari Kalimantan ke sini. Paling tidak sepuluh juta sekali datang. Itu harta dewe (sendiri). Dari Sumatera sama, Paling cedak (dekat) Wong Mediun ora ngetokke duwit opo-opo (tidak mengeluarkan uang banyak untuk transport). Tugas kita, Wong Mediun, yo suba sita, grapyak sumanak, menyambut kedatangan saudara, bagekna kanti ulat padang, ben tamune marem.(Sambutlah kehadiran saudara kita yang dari luar Madiun dengan sapa dan senyum, agar saudara kita merasa diperhatikan, puas).

Dan di SH Terate, yang ada adalah kita ketemu sedulur. Bukan sedang bermain politik. Saya tidak melarang saudara berpolitik. Itu hak pribadi saudara-saudara saya. Hak setiap warga Negara. Mau ikut partai mana pun silakan. Gak ada masalah. Tapi begitu masuk Padepokan, kita harus berbaju sama. Baju politik masing-masing dilepas, dan bersama-sama berbaju SH Terate.

Jangan Merasa Paling Hebat

Saya Wong SH Terate, orang SH Terate jangan mengolok-ngolok saudara lain. Kita diajari ojo sak karepe dewe. Jika terjadi perbedaan pendapat, salah paham, itu fenomena berorganisasi. Ini harus kita sadari bersama. Jangan menjelekkan saudara sendiri. Kita ini paguyupan paseduluran. Anggota kita banyak. Kita juga dikaruniai kelebihan kelebihan. Tapi saya tekankan, kita bukan yang terhebat. Jangan merasa paling hebat merasa pinter. Di atas langit masih ada langit.

SH terate sudah hidup hampir satu abad. Kita tinggalkan pameo SH Terate sebagai organisasi yang ditakuti. Sekarang ibaratnya bangun kembali, kita harus menjadi organisasi yang disenangi masyarakat, diharapkan masyarakat, jadi pegangan masyarakast. Akhirnya kita jadi organisasi yang disegani, bukan ditakuti mergo iso gelut (bukan ditakuti karena pandai berkelahi).

Menjadi kewajiban kita bersaama-sama menjaga citra organisasi. Pengurus pusat sendiri, saya tekankan, jangan merem. Pengurus cabang jangan merasa rendah. Kita di SH Terate adalah sama. Karena kita diatur oleh aturan bahwa yang menjadi pengurus pusat domisili di kota Madiun. Saudara yang kebetulan tidak berdomisili di Madiun, ya harus menyadari. Harus ikhlas. Saya mengharap dengan sangat dari manapun kita, langkah SH Terate harus menjunjung tinggi budi luhur. Menjunjung tinggi Pancasila demi Indonesia jaya.

Jangan Bawa Politik ke Padepokan

Kita berdarma di SH Terate tanpa pamrih. Maka SHT harus kita jaga. Jangan sampai kita punya pamrih jadi ketua agar jadi DPR RI. Kalau saya jadi ketua DPRD bukan karena dulu berdarma di SH Terate karena pamrih ingin jadi Katua DPRD. Tapi, barangkali karena ketua umum SH Terate di pandang masyarakat baik, ya saya dipilih jadi ketua. Tapi saya tidak pernah minta tolong pada Kadang SH Terate untuk menjadikan saya sebagai ketua DPRD.

Saya tidak pernah membawa atribut politik saya ke dalam Padepokan. Tidak pernah, saya ngomong aja gak pernah. Saya beri contoh pada sudara-saudara, itu kegiatan pribadi-pribadi. Kalau baik akan diikuti kalou jelek akan dicemooh. Dan itu resikonya. Kerena itu, yang terbaik sekarang ini, mari saatnya SH Terate ini kembali pada jati diri.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusirmu dari kampung halamanmu, serta membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” QS al-Mumtahanah ayat 8-9).

____________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar